Sabtu, 10 Desember 2016

ASKEP GERONTIK



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ASKEP GERONTIK ARTITIS REMATOID
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh karena itu kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen pembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.


 
                        











Tegal,November 2014


Penyusun
\

DAFTAR ISI


Kata Pengantar...........................................................................................            
Daftar Isi......................................................................................................            

BAB I Laporan Pendahuluan....................................................................            
1.1 PengertianArtitis Rematoid.....................................................................                        
1.2 Penyebab Artitis Rematoid.....................................................................            
1.3 Patofisiologi Artitis Rematoid................................................................            
1.4 Tanda dan Gejala Artitis Rematoid .......................................................            
1.5 Komplikasi Artitis Rematoid..................................................................            
1.6 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................            
1.7 Penatalaksanaan......................................................................................            
1.8 Pathway...................................................................................................            

BAB II Studi Kasus.....................................................................................            

BAB III Penutup.........................................................................................            
3.1 Kesimpulan..............................................................................................            
3.2 Saran........................................................................................................            

Daftar Pustaka............................................................................................            

 








BAB I
KONSEP DASAR

A.      PENGERTIAN
Rematik adalah penyakit  inflamasi non bakterial yang bersifat sistematis ,progesif,cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairudin,2000)
Rematik adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemane & Burke ,2001: 1248 )
Arthritis Rematoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran sinovial yang mengasah pada obstruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut ( susan mastin tucker,1998).
Artritis Rematoid adalah kelainan inflamsi yang terutama mengenai membran sinofial dan persendian umumnya ditandai dengan nyeri persendian,kaku sendi,penurunan mobilitas dan keletihan.(Drane C.Baugmen,2000)

B.       ETIOLOGI
Etilolgi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini antara lain :
1.    Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis. Faktor penuaan adalah yang terkuat akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartitis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis
2.    Jenis kelamin wanita lebih sering. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartitis paha. Pergelangan tangan dan leher, secara keseluruhan dibawah 45 tahun(setelah menopous)frekuensi osteoartitis lebih banyak pada wanita dari pada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartitis.
3.    Suku bangsa
Nampak perbedaan prefelansi osteoartitis pada masing-masing suku bangsa. Hal ini berkaitan dengan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuansi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang
4.    Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histampatibilitas utama  kelas II. Khususnya HLA-VRA dengan AR seropositif. Pengembangan HLA-DRA memiliki resiko relatif 4:1 untuk penderita penyakit ini.
5.    Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartitis, baik pada wanita mau pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartitis pada sendi lain(tangan dan stenoklavikula) oleh karena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis) diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6.    Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartitis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang  berkaitan dengan resiko osteoartitis yang lebih sering
7.    Kepadatan tulang
8.    Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartitis. hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

C.    PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenal sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat vebrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan sinovial, menjadi menebal, terutama pada sendi antikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini korelasi membentuk panus atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk ketulang subchondria, jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago antikular. Kartilago menjadi nekrosis.
     Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adesi diantara permukaan sendi, karena jaringan vibrosa atau tulang tendon dan ligamen jadi lemah dan bis amenimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian infasi dari tulang subchondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat
     Lamanya artritis remtoid berbeda dari tiap orang ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi, yang lain terutama yang mempunyai faktor rematoid (seropositif gangguan rematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif











D.      PATHWAY

Reaksi faktor R dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus


 
Nyeri                                                                                     resiko peradangan


 
                                                                                              Sinovial menebal


 
                                                                      Panus    nodul      deformitas sendi
                                                                      Gangguan body image
     Informasi tentang proses penyakit                                                          
Infiltrasi kedalam as.subcondria







 
Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis








 


            Kurang pengetahuan
                                                                                                Kartilago nekrosis
Kerusakan kartilago & tulang
                                                                                                Erosi kartilago
Tendon & ligamen                                                      adhesi pada permukaan sendi
           
Mudah laksasi & subluksasi

Hilangnya kekuatan otot                                             ankilosis fibrosa         ankilosis tulang
Resiko cedera                                                              terbatasnya gerakan sendi


 
                                                Kekuatan sendi
                                                                                                Defisit self care

                                                Gangguan mobilitas
                                                            fisik

E.     KOMPLIKASI
1.    Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses ganulasi dibawah kulit yang disebut subkutan nodule.
2.    Pada otot dapat terjadi miosis yaitu proses granulasi jaringan otot.
3.    Pada pembuluh darah terjadi trombo emboli.
Trombo emboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
4.    Terjadi splenomegali
SpIenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuanya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpang akan meningkat.

F.       TANDA DAN GEJALA REMATIK
1.    Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit dipagi hari.
2.    Bengkak pada sendi
3.    Kemerahan pada sendi
4.    Nyeri sendi
5.    Kelemahan pada otot
6.    Gangguan gerak

G.      MANIFESTASI KLINIS
1.    Osteoartritis
a.         Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
b.         Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
c.         Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
d.        Sendi terlihat kemerahan dan terasa panas
2.    Artritis rematoid
a.         Sendi terasa kaku pada pagi hari
b.         Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
c.         Gerak terbatas
d.        Merasa nyeri dipersendian terutama dipagi hari dan membaik di siang hari

H.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.    Tes serulogi: sedimentasi eritrosit meningkat.darah bisa terjadi anemia dan leokositosis.rematoid faktor 50-90% penderita.
2.    Sinar x dari sendi yang sakit: menunjukkan pembengkakakn pada jaringan yang lunak.Erosis sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan atau perubahan awal perkembang dari formasi kista tulang,memperkecil jarak sendi dan subluksio. Perubahan osteoartritis yang terjadi secara bersamaan.
3.    Scan radionuklida: mengidentifikasi peradangan sinovium
4.    Artroskopi langsung: fisualisasi dari area yang menunjukkan iregularitas atau degenerasi tulang pada sendi
5.    Aspirasi cairan sinovial: mungkin menun jukkan volume yang lebih besar dan normal,buram,berkabut,munculnya warna kuning(respon inflamasi produk-produk pembuangan degeneratif.
6.    Trombosit meningkat
7.    Kadar albumin serum menurun dan globulin naik
8.    Faktor trauma biasanya positif pada kurang lebih 75% pasien AR
9.    LED meningkat
10.    Leokosit normal atau meningkat sedikit
11.    Pada pemeriksaan rontgen semua sendi dapat terkena,namun yang paling sering adalah sendi metatarsafaloh dan biasanya simetris
12.    Protein C. Reaktif biasanya positif.

I.       PENATALAKSANAAN
1.         Medika mentosa
2.         Istirahatkan sendi yang sakit,hindari aktivitas yang berlebihan
3.         Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.         Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.         Dukungan dan psikososial
6.         Fisioterapi dengan pemakaina panas dan dingin serta progam latihan yang tepat
7.         Diet untuk menurunkan BB dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.         Kompres dengan es saat kaki bengkak
9.         Konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin
10.     Diet rendah purin

J.      DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
1.         Nyeri yang berhubungan dengan agen cedera.distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses destruksi sendi
2.         Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,nyeri penurunan kekuatan otot
3.         Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan berhungan dengan perubahan kemapuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,peningkatan penggunaaan energi,ketidakseimbangan mobilitas
4.         Defisit keperatwatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan kekuatan,daya tahan,nyri pada waktu bergerak,depresi
5.         Pengetahuan m=tentang penyakit,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya perenjatan/mengingat,kesalahan interprestasi informasi




K.    CARA PENCEGAHAN
1.         Pada malam hari jendela dan pintu rumah ditutup serta jangan terlalu lama diluar rumah
2.         Jangan mandi terlalu lama
3.         Jangan bekerja terlalu keras
4.         Istirahat yang cukup
5.         Kurang aktivitas berat secara perlahan-lahan






















DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, A. suprahalta, wardani wahyu I; setiowulan;2000 KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN edisi ke 3 jilid ke 2, jakarta:Media aesculapius.
Smeltzer C. susanna, Brunner & suddarth. Buku ajar keperawatan medikal bedah. jakarta:EGC
Nasution.1996. aspek genotik penyakit rematik dalam noer.s (editor) Buku Ajar penyakit dalam jilid 1.jakarta:Balai penerbit
Price,SA Dan Wilson LM;1993,patofisiologi:konsep klinik proses-proses penyakit bag 2. Jakarta :EGC
Dongoes E Marlyn,1993. Rencana asuhan keperawatan jakarta:EGC

























FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GERONTIK

Pengkajian Keperawatan       
Hari / Tanggal / Jam                : Selasa,11 November 2014
Metode                                    : Wawancara
Sumber informasi                    : PM.K

I.     IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama                                  : Ny.K
Umur                                  : 60 tahun
Jenis Kelamin                     : Perempuan
Alamat                                : Pemalang
Pendidikan                         : -
Pekerjaan                            : -
Agama                                : Islam
Suku Bangsa                      : Indonesia
Status perkawinan              :Menikah
Tanggal masuk panti          : Maret 2011

II. STRUKTUR KELUARGA
A.    DATA KELUARGA
Nama KK                    : Tn. T
Jenis Kelamin              : Laki- laki
Umur                           : 70 tahun
Pendidikan                  : -
Agama                         : Kristen
Pekerjaan                     :Dagang
Alamat                                    :Medan
Suku / Kebangsaan     : Indonesia
Jumlah keluarga          :4 Orang
B.     GENOGRAM


 










                                                                    

Keterangan :


 
          :  laki - laki
                            :  laki –laki meninggal/ perempuan meninggal
       
                            :  perempuan
                           :  PM

III. RIWAYAT
1.      Pekerjaan                     : -
2.      Masuk Panti                : 3 tahun
3.      Kecacatan                   : PM mengatakan tidak ada yang cacat

IV. RIWAYAT PENYAKIT
1.      Keluhan utama saat ini
PM. K mengatakan anggota geraknya merasa pegal- pegal terutama bagian kaki,pinggang lutut dan susah saat berjalan

2.      Riwayat Penyakit Dahulu
PM.K mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun sebelumnya

V. PENGKAJIAN SAAT INI
1.    Persaepsi Kesehatan dan Pola manajemen kesehatan
    PM.K terlihat sedikit agak lemas dan berjalan pelan,PM tidak merokok
2.    Nutrisi dan Metabolisme
PM.K dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri dengan kebiasaan makan 3 x sehari sesuai menu seimbang dari panti
3.    Pola Eliminasi
PM.K dapat memenuhi kebutuhan eliminasinya secara mandiri BAB normal,BAK susah terkontrol

4.      Aktivitas dan Latihan latihan
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
Keterangan
Makan/minum
V





Mandi
V





Toileting
V





Berpakaian
V





Mobilitas di tempat tidur
V





Berpindah
V





Ambulasi/ROM
V





 0 : mandiri
1 : di bantu
2 : di bantu orang lain
3 : di bantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

5.      Pola istirahat atau tidur
PM. K mengatakan bisa tidur  siang mulai pukul 16.00 – 18.00 wib dan biasa tidur malam pukul 21.00 – 04.00 wib
6.      Pola kognitif atau sensori
Responsif PM.K secara umum baik. Kemampuan lansia untuk mengatakan nama, alamat, waktu baik. Komunikasi cukup jelas, pendengaran cukup baik, mengingat masa lalu atau daya ingat lansia jelas.
7.      Persepsi diri atau konsep diri
-          Status mood baik, tidak melamun.
-          Pemahaman PM terhadap identitas cukup baik,
-          Tidakada rasa cemas
8.      Pola peran atau hubungan
-          Struktur keluarga : PM mengatakan mempunyai dua orang anak laki laki tapi sudah meninggal
-          masalah atau stressor keluarga : PM.K mengatakan kabur dari suaminya karena suaminya menikah dengan orang lai.
9.      Pola seksualitas
Selama tinggal di unit rehabilitasi sosial bisma upakara PM tidak melakukan seksualitas karena sudah lama berpisah dengan suaminya.
Hubungan seksual tidak terpenuhi.
10.  Koping atau toleransi terhadap stress
Apa yang menyebabkan stress pada lansia ?
PM.K mengatakn tidak merasa stress karena tidak adea yang dipikirkan
11.  Nilai atau pola keyakinan
-          Perkembangan perilaku : PM baik dalam berperilaku
-          Keyakinan agama : sebelum sakit PM selalu menjalankan sholat
Selama sakit PM tidak menjalankan sholat hanya berdoa saja
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1.      Personal hygiene
a.         Mandi : 2x sehari
b.         Oral hygiene : sikat gigi 2x sehari
c.         Cuci rambut : 1 minggu sekali
d.        Kuku dan tangan : kebersihan kuku dan tanggan cukup bersih
2.      Pemeriksaan fisik
a.       TTV: N      :  80X/menit
 TD      : 110/70 mmhg
RR       : 18x/menit
S          : 36 C
b.      Head to toe
Kepala: tidak ada bekas luka
Mata: Normal,konjungtiva tidak anemis
Hidung: tidak ada pembesaran polip
Bibir: mukosa bibir kering
Leher: tidak ada pembesaran tyroid
Dada:simetris
Telinga: pendengaran sedikit berkurang
Abdomen: tidak ada bekas luka,ekstremitas atas/bawah
            ++  ++
                              ++    ++
ANALISA DATA

No
Hari/tanggal
Data Fokus
Etiologi
Problem
1.
Selasa
11-11-14
DS:
-       PM.K mengatakan lututnya sakit,pegal-pegal,susah saat berjalan
DO:
-  PM.K terlihat lemas saat berjalan
-  PM.K tampak memegangi lututnya
-  PM.K tampak menggerak-gerakan kaikinya

Kelemahan sendi

Gangguan mobilitas fisik
2
Selasa
11-11-14
DS:
- PM.K mengatakan kesusahan saat berjalan dan mau duduk
- PM.K mengatakan nyeri pada daerah lutut dan pinggang
DO:
- PM.K kadang-kadang tampak memegangi lutut/pinggangnya
-  PM.K terlihat berhati-hati dan pelan-pelan saat berjalan
- PM.K tampak kesakitan saat mau bangun dari tempat duduknya
Gangguan aktivitas fisik
Nyeri akut
3
Selasa
11-11-14
DS:
-       PM.K mengatakan tidak bisa menahan BAKnya
DO:
- PM.K BAK berceceran dikamarnya
-  Kamar PM.K tampak kotor
- PM.K tampak tidak bisa  menahan BAKnya
Penurunan kekuatan sendi
Defisit perawatan diri

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan sendi
2.         Nyeri akut b/d gangguan aktivitas fisik
3.         Defisit perawatan diri b/d Penurunan kekuatan sendi

RENCANA KEPERAWATAN
DX
NO
Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi
1
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan kelemahan sendi dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1.      Sakit sendi berkurang
2.      Mobilitas tidak terhambat

1. Kaji KU PM.K dan TTV
2.Bantu PM.K melakukan ROM aktif dan pasif
3.Rencanakan program latihan setiap hari
4.Anjurkan PM.K istirahat yang cukup
5.Berikan ruang lingkup yang nyaman
II
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24jam diharapkan masalah nyeri akut dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
1.      Nyeri hilang/ berkurang
P : Nyeri timbul saat berdiri terlalu lama
Q : Nyeri seperti di pukul – pukul
R :Nyeri pada lutut dan pingggang
S    : Skala nyerri 7
T    : Nyeri hilang timbul





1. Kaji KU PM.K dan TTV
2.Ajarkan PM.K cara kompres hangat                 untuk mengurangi nyerinya
3.Ajarkan kepada PM.K teknik distraksi relaksasi untuk mengontrol nyeri
4.Observasi kemampuan PM.K setelah mendapat penjelasan dan menganjurkan PM.K untuk melakukanya jika merasa nyeri
-           
3

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 5x 24 jam di harapkan masalah defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1.      BAK tidak di kamarnya
2.      PM tampak bersih
3.      PM bisa menahan BAK nya dan BAK di kamar mandi

1.      Kaji ku PM dan TTV
2.      Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri
3.      Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan
4.      Anjurkan PM untuk melakkukan kebersihan diri
5.      Atur evaluasi kesehatan di wisma sebelum BAK


RASIONAL
NO DX
RASIONAL
1.
1.      Sebagai indikator untuk tindakan selanjutnya
2.      Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi dan kekuatan otot
3.      Melatih kekuatan otot sendi
4.      Istirahat di anjurkan saat nyeri muncul
5.      Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan PM

2.
1.      Sebagai indikator untuk tindakan selanjutnya
2.      Kompres hangat dapat meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan
3.      Untuk mengontrol nyeri
3.
      1.   Sebagai indikator untuk tindakan selanjutnya
2.      Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian
3.      Mendukung kemandirian fisik
4.      Menjadikan PM untuk meningkatkan kemandirian dalam kebersihan diri
5.      Mengidentifikasi masalah- masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual





BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
            Dari beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa Rematik adalah penyakit  inflamasi non bakterial yang bersifat sistematis ,progesif,cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairudin,2000)
Rematik adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemane & Burke ,2001: 1248 )
Arthritis Rematoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran sinovial yang mengasah pada obstruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut ( susan mastin tucker,1998).

B.       SARAN
Perlu penyuluhan  yang  intensif  tentang  penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada penderita Artritis Remathoid. Menginformasikan tentang penatalaksanaan terjadinya Artritis Remathoid dengan cara :
1.        Medika mentosa
2.        Istirahatkan sendi yang sakit,hindari aktivitas yang berlebihan
3.        Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.        Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.        Dukungan dan psikososial
6.        Fisioterapi dengan pemakaina panas dan dingin serta progam latihan yang tepat
7.        Diet untuk menurunkan BB dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.        Kompres dengan es saat kaki bengkak
9.        Konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin
10.    Diet rendah purin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar