KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik
dan hidayahnya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ASKEP GERONTIK ARTITIS REMATOID”
Dalam
penyusunan makalah ini, kelompok
kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi
penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh karena itu kelompok kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen
pembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Tegal,November 2014
Penyusun
\
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I Laporan Pendahuluan....................................................................
1.1
PengertianArtitis
Rematoid.....................................................................
1.2 Penyebab Artitis Rematoid.....................................................................
1.3 Patofisiologi Artitis Rematoid................................................................
1.4 Tanda dan Gejala Artitis Rematoid .......................................................
1.5
Komplikasi
Artitis Rematoid..................................................................
1.6 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................
1.7 Penatalaksanaan......................................................................................
1.8 Pathway...................................................................................................
BAB
II Studi Kasus.....................................................................................
BAB III Penutup.........................................................................................
3.1
Kesimpulan..............................................................................................
3.2
Saran........................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................
BAB
I
KONSEP
DASAR
A.
PENGERTIAN
Rematik adalah
penyakit inflamasi non bakterial yang
bersifat sistematis ,progesif,cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairudin,2000)
Rematik adalah
gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemane
& Burke ,2001: 1248 )
Arthritis
Rematoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi
inflamasi dalam membran sinovial yang mengasah pada obstruksi kartilago sendi
dan deformitas lebih lanjut ( susan mastin tucker,1998).
Artritis
Rematoid adalah kelainan inflamsi yang terutama mengenai membran sinofial dan
persendian umumnya ditandai dengan nyeri persendian,kaku sendi,penurunan
mobilitas dan keletihan.(Drane C.Baugmen,2000)
B.
ETIOLOGI
Etilolgi penyakit
ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini antara lain :
1.
Usia lebih dari 40
tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis.
Faktor penuaan adalah yang terkuat akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartitis
bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan perubahan pada osteoartritis
2.
Jenis kelamin
wanita lebih sering. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi.
Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartitis paha. Pergelangan tangan
dan leher, secara keseluruhan dibawah 45 tahun(setelah menopous)frekuensi
osteoartitis lebih banyak pada wanita dari pada pria. Hal ini menunjukan adanya
peran hormonal pada patogenesis osteoartitis.
3.
Suku bangsa
Nampak perbedaan
prefelansi osteoartitis pada masing-masing suku bangsa. Hal ini berkaitan
dengan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuansi kelainan kongenital
dan pertumbuhan tulang
4.
Genetik
Hal ini terbukti
dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histampatibilitas utama kelas II. Khususnya HLA-VRA dengan AR
seropositif. Pengembangan HLA-DRA memiliki resiko relatif 4:1 untuk penderita
penyakit ini.
5.
Kegemukan dan
penyakit metabolik
Berat badan yang
berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartitis, baik pada wanita mau pria. Kegemukan ternyata tidak hanya
berkaitan dengan osteoartitis pada sendi lain(tangan dan stenoklavikula) oleh
karena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban
mekanis) diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya
kaitan tersebut.
6.
Cedera sendi,
pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan maupun
dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan
resiko osteoartitis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
yang berkaitan dengan resiko
osteoartitis yang lebih sering
7.
Kepadatan tulang
8.
Tingginya kepadatan
tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartitis. hal ini
mungkin timbul karena tulang yang lebih padat tidak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan
sendi menjadi lebih mudah robek.
C.
PATOFISIOLOGI
Inflamasi
mula-mula mengenal sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat
vebrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan sinovial, menjadi
menebal, terutama pada sendi antikular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini korelasi membentuk panus atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk
ketulang subchondria, jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago antikular. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan
tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi
adesi diantara permukaan sendi, karena jaringan vibrosa atau tulang tendon dan
ligamen jadi lemah dan bis amenimbulkan subluksasi atau dislokasi dari
persendian infasi dari tulang subchondrial bisa menyebabkan osteoporosis
setempat
Lamanya artritis remtoid berbeda dari tiap
orang ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara
ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang
lagi, yang lain terutama yang mempunyai faktor rematoid (seropositif gangguan
rematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif
D.
PATHWAY
Reaksi
faktor R dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Nyeri
resiko
peradangan
Sinovial
menebal
Panus
nodul deformitas sendi
Gangguan
body image
Informasi tentang proses penyakit
Infiltrasi
kedalam as.subcondria
Hambatan
nutrisi pada kartilago artikularis
Kurang pengetahuan
Kartilago nekrosis
Kerusakan kartilago &
tulang
Erosi kartilago
Tendon
& ligamen adhesi pada permukaan sendi
Mudah
laksasi & subluksasi
Hilangnya
kekuatan otot ankilosis fibrosa ankilosis tulang
Resiko cedera terbatasnya
gerakan sendi
Kekuatan
sendi
Defisit
self care
Gangguan mobilitas
fisik
E.
KOMPLIKASI
1.
Dapat menimbulkan
perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses ganulasi dibawah kulit yang
disebut subkutan nodule.
2.
Pada otot dapat
terjadi miosis yaitu proses granulasi jaringan otot.
3.
Pada pembuluh darah
terjadi trombo emboli.
Trombo emboli
adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang
membeku.
4.
Terjadi
splenomegali
SpIenomegali
merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuanya untuk menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan
menyimpang akan meningkat.
F.
TANDA DAN GEJALA REMATIK
1.
Kekakuan pada dan
seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit dipagi hari.
2.
Bengkak pada sendi
3.
Kemerahan pada
sendi
4.
Nyeri sendi
5.
Kelemahan pada otot
6.
Gangguan gerak
G.
MANIFESTASI KLINIS
1.
Osteoartritis
a.
Nyeri pada
persendian setelah beraktivitas
b.
Nyeri terasa saat
terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
c.
Terjadi peradangan
dan hilangnya fleksibilitas sendi
d.
Sendi terlihat
kemerahan dan terasa panas
2.
Artritis rematoid
a.
Sendi terasa kaku
pada pagi hari
b.
Sendi bengkak tanpa
sebab yang jelas
c.
Gerak terbatas
d.
Merasa nyeri
dipersendian terutama dipagi hari dan membaik di siang hari
H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Tes serulogi:
sedimentasi eritrosit meningkat.darah bisa terjadi anemia dan
leokositosis.rematoid faktor 50-90% penderita.
2.
Sinar x dari sendi
yang sakit: menunjukkan pembengkakakn pada jaringan yang lunak.Erosis sendi dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan atau perubahan awal perkembang dari
formasi kista tulang,memperkecil jarak sendi dan subluksio. Perubahan
osteoartritis yang terjadi secara bersamaan.
3.
Scan radionuklida:
mengidentifikasi peradangan sinovium
4.
Artroskopi
langsung: fisualisasi dari area yang menunjukkan iregularitas atau degenerasi
tulang pada sendi
5.
Aspirasi cairan
sinovial: mungkin menun jukkan volume yang lebih besar dan normal,buram,berkabut,munculnya
warna kuning(respon inflamasi produk-produk pembuangan degeneratif.
6.
Trombosit meningkat
7.
Kadar albumin serum
menurun dan globulin naik
8.
Faktor trauma
biasanya positif pada kurang lebih 75% pasien AR
9.
LED meningkat
10.
Leokosit normal
atau meningkat sedikit
11.
Pada pemeriksaan
rontgen semua sendi dapat terkena,namun yang paling sering adalah sendi
metatarsafaloh dan biasanya simetris
12.
Protein C. Reaktif
biasanya positif.
I.
PENATALAKSANAAN
1.
Medika mentosa
2.
Istirahatkan sendi
yang sakit,hindari aktivitas yang berlebihan
3.
Mandi dengan air
hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.
Lingkungan yang
aman untuk melindungi dari cedera
5.
Dukungan dan
psikososial
6.
Fisioterapi dengan
pemakaina panas dan dingin serta progam latihan yang tepat
7.
Diet untuk
menurunkan BB dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.
Kompres dengan es
saat kaki bengkak
9.
Konsumsi makanan
yang mengandung protein dan vitamin
10.
Diet rendah purin
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
1.
Nyeri yang
berhubungan dengan agen cedera.distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses
destruksi sendi
2.
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,nyeri penurunan kekuatan otot
3.
Gangguan citra
tubuh/perubahan penampilan berhungan dengan perubahan kemapuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum,peningkatan penggunaaan energi,ketidakseimbangan
mobilitas
4.
Defisit
keperatwatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan
kekuatan,daya tahan,nyri pada waktu bergerak,depresi
5.
Pengetahuan
m=tentang penyakit,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya perenjatan/mengingat,kesalahan interprestasi informasi
K.
CARA PENCEGAHAN
1.
Pada malam hari
jendela dan pintu rumah ditutup serta jangan terlalu lama diluar rumah
2.
Jangan mandi
terlalu lama
3.
Jangan bekerja
terlalu keras
4.
Istirahat yang
cukup
5.
Kurang aktivitas
berat secara perlahan-lahan
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer, A. suprahalta, wardani wahyu I; setiowulan;2000
KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN edisi ke 3 jilid ke 2, jakarta:Media aesculapius.
Smeltzer C. susanna, Brunner & suddarth. Buku ajar
keperawatan medikal bedah. jakarta:EGC
Nasution.1996. aspek genotik penyakit rematik dalam
noer.s (editor) Buku Ajar penyakit dalam jilid 1.jakarta:Balai penerbit
Price,SA Dan Wilson LM;1993,patofisiologi:konsep klinik
proses-proses penyakit bag 2. Jakarta :EGC
Dongoes E Marlyn,1993. Rencana asuhan keperawatan
jakarta:EGC
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GERONTIK
Pengkajian
Keperawatan
Hari / Tanggal /
Jam : Selasa,11
November 2014
Metode : Wawancara
Sumber
informasi : PM.K
I.
IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Ny.K
Umur :
60 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Alamat :
Pemalang
Pendidikan :
-
Pekerjaan :
-
Agama :
Islam
Suku Bangsa :
Indonesia
Status
perkawinan :Menikah
Tanggal masuk panti : Maret
2011
II. STRUKTUR KELUARGA
A.
DATA KELUARGA
Nama
KK :
Tn. T
Jenis
Kelamin :
Laki- laki
Umur :
70 tahun
Pendidikan :
-
Agama
:
Kristen
Pekerjaan :Dagang
Alamat :Medan
Suku
/ Kebangsaan : Indonesia
Jumlah
keluarga :4 Orang
B.
GENOGRAM
Keterangan :
: laki
- laki
: laki –laki meninggal/ perempuan meninggal
: perempuan
: PM
III. RIWAYAT
1.
Pekerjaan :
-
2.
Masuk Panti : 3
tahun
3.
Kecacatan :
PM mengatakan tidak ada yang cacat
IV. RIWAYAT PENYAKIT
1.
Keluhan utama saat ini
PM.
K mengatakan anggota geraknya merasa pegal- pegal terutama bagian kaki,pinggang
lutut dan susah saat berjalan
2.
Riwayat Penyakit Dahulu
PM.K
mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun sebelumnya
V. PENGKAJIAN SAAT INI
1.
Persaepsi Kesehatan dan
Pola manajemen kesehatan
PM.K
terlihat sedikit agak lemas dan berjalan pelan,PM tidak merokok
2.
Nutrisi dan Metabolisme
PM.K dapat memenuhi kebutuhan
nutrisinya secara mandiri dengan kebiasaan makan 3 x sehari sesuai menu
seimbang dari panti
3.
Pola Eliminasi
PM.K dapat memenuhi kebutuhan
eliminasinya secara mandiri BAB normal,BAK susah terkontrol
4.
Aktivitas dan Latihan
latihan
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Keterangan
|
Makan/minum
|
V
|
|
|
|
|
|
Mandi
|
V
|
|
|
|
|
|
Toileting
|
V
|
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
V
|
|
|
|
|
|
Mobilitas di tempat tidur
|
V
|
|
|
|
|
|
Berpindah
|
V
|
|
|
|
|
|
Ambulasi/ROM
|
V
|
|
|
|
|
|
0 : mandiri
1 : di bantu
2 : di bantu orang lain
3 : di bantu orang lain dan alat
4
: tergantung total
5.
Pola istirahat atau
tidur
PM. K mengatakan bisa tidur siang mulai pukul 16.00 – 18.00 wib dan biasa
tidur malam pukul 21.00 – 04.00 wib
6.
Pola kognitif atau
sensori
Responsif PM.K secara umum baik.
Kemampuan lansia untuk mengatakan nama, alamat, waktu baik. Komunikasi cukup
jelas, pendengaran cukup baik, mengingat masa lalu atau daya ingat lansia
jelas.
7.
Persepsi diri atau
konsep diri
-
Status mood baik, tidak
melamun.
-
Pemahaman PM terhadap
identitas cukup baik,
-
Tidakada rasa cemas
8.
Pola peran atau
hubungan
-
Struktur keluarga : PM
mengatakan mempunyai dua orang anak laki laki tapi sudah meninggal
-
masalah atau stressor
keluarga : PM.K mengatakan kabur dari suaminya karena suaminya menikah dengan
orang lai.
9.
Pola seksualitas
Selama tinggal di unit rehabilitasi
sosial bisma upakara PM tidak melakukan seksualitas karena sudah lama berpisah
dengan suaminya.
Hubungan seksual tidak terpenuhi.
10. Koping
atau toleransi terhadap stress
Apa yang menyebabkan stress pada
lansia ?
PM.K mengatakn tidak merasa stress
karena tidak adea yang dipikirkan
11. Nilai
atau pola keyakinan
-
Perkembangan perilaku :
PM baik dalam berperilaku
-
Keyakinan agama :
sebelum sakit PM selalu menjalankan sholat
Selama sakit PM tidak menjalankan
sholat hanya berdoa saja
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Personal hygiene
a.
Mandi : 2x sehari
b.
Oral hygiene :
sikat gigi 2x sehari
c.
Cuci rambut : 1
minggu sekali
d.
Kuku dan tangan :
kebersihan kuku dan tanggan cukup bersih
2.
Pemeriksaan fisik
a.
TTV: N :
80X/menit
TD :
110/70 mmhg
RR : 18x/menit
S : 36 C
b.
Head to toe
Kepala: tidak ada
bekas luka
Mata:
Normal,konjungtiva tidak anemis
Hidung: tidak ada
pembesaran polip
Bibir: mukosa bibir
kering
Leher: tidak ada
pembesaran tyroid
Dada:simetris
Telinga:
pendengaran sedikit berkurang
Abdomen:
tidak ada bekas luka,ekstremitas atas/bawah
++
++
++
++
ANALISA DATA
No
|
Hari/tanggal
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
Selasa
11-11-14
|
DS:
- PM.K mengatakan lututnya sakit,pegal-pegal,susah saat berjalan
DO:
- PM.K terlihat
lemas saat berjalan
- PM.K tampak
memegangi lututnya
- PM.K tampak
menggerak-gerakan kaikinya
|
Kelemahan sendi
|
Gangguan
mobilitas fisik
|
2
|
Selasa
11-11-14
|
DS:
- PM.K mengatakan kesusahan saat berjalan dan mau duduk
- PM.K mengatakan nyeri pada daerah lutut dan pinggang
DO:
- PM.K kadang-kadang
tampak memegangi lutut/pinggangnya
- PM.K terlihat
berhati-hati dan pelan-pelan saat berjalan
- PM.K tampak kesakitan saat mau bangun dari tempat
duduknya
|
Gangguan
aktivitas fisik
|
Nyeri akut
|
3
|
Selasa
11-11-14
|
DS:
- PM.K mengatakan tidak bisa menahan BAKnya
DO:
- PM.K BAK
berceceran dikamarnya
- Kamar PM.K tampak kotor
- PM.K tampak tidak bisa menahan BAKnya
|
Penurunan kekuatan sendi
|
Defisit perawatan diri
|
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan mobilitas
fisik b/d kelemahan sendi
2.
Nyeri akut b/d
gangguan aktivitas fisik
3.
Defisit perawatan
diri b/d Penurunan kekuatan sendi
RENCANA KEPERAWATAN
DX
|
NO
|
Tujuan/Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
1
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam
diharapkan kelemahan sendi dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1.
Sakit sendi berkurang
2.
Mobilitas tidak terhambat
|
1. Kaji KU
PM.K dan TTV
2.Bantu PM.K
melakukan ROM aktif dan pasif
3.Rencanakan program latihan setiap hari
4.Anjurkan PM.K istirahat
yang cukup
5.Berikan ruang
lingkup yang nyaman
|
II
|
2
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24jam
diharapkan masalah nyeri akut dapat berkurang atau hilang dengan kriteria
hasil:
1.
Nyeri hilang/ berkurang
P : Nyeri timbul saat berdiri terlalu lama
Q : Nyeri seperti di pukul – pukul
R :Nyeri pada lutut dan pingggang
S : Skala nyerri 7
T : Nyeri hilang timbul
|
1. Kaji KU PM.K dan TTV
2.Ajarkan PM.K cara kompres hangat untuk mengurangi nyerinya
3.Ajarkan kepada PM.K teknik distraksi relaksasi untuk
mengontrol nyeri
4.Observasi kemampuan PM.K setelah mendapat penjelasan
dan menganjurkan PM.K untuk melakukanya jika merasa nyeri
-
|
3
|
|
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 5x 24
jam di harapkan masalah defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
1.
BAK tidak di kamarnya
2.
PM tampak bersih
3.
PM bisa menahan BAK nya dan
BAK di kamar mandi
|
1.
Kaji ku PM dan TTV
2.
Kaji hambatan terhadap
partisipasi dalam perawatan diri
3.
Pertahankan mobilitas,
kontrol terhadap nyeri dan program latihan
4.
Anjurkan PM untuk melakkukan
kebersihan diri
5.
Atur evaluasi kesehatan di
wisma sebelum BAK
|
RASIONAL
NO DX
|
RASIONAL
|
1.
|
1.
Sebagai indikator untuk
tindakan selanjutnya
2.
Mempertahankan/ meningkatkan
fungsi sendi dan kekuatan otot
3.
Melatih kekuatan otot sendi
4.
Istirahat di anjurkan saat
nyeri muncul
5.
Untuk meningkatkan keamanan
dan kenyamanan PM
|
2.
|
1.
Sebagai indikator untuk
tindakan selanjutnya
2.
Kompres hangat dapat
meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
melepaskan kekakuan
3.
Untuk mengontrol nyeri
|
3.
|
1. Sebagai indikator untuk tindakan
selanjutnya
2.
Menyiapkan untuk meningkatkan
kemandirian
3.
Mendukung kemandirian fisik
4.
Menjadikan PM untuk
meningkatkan kemandirian dalam kebersihan diri
5.
Mengidentifikasi masalah-
masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa Rematik
adalah penyakit inflamasi non bakterial
yang bersifat sistematis ,progesif,cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairudin,2000)
Rematik adalah
gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemane
& Burke ,2001: 1248 )
Arthritis Rematoid
adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran
sinovial yang mengasah pada obstruksi kartilago sendi dan deformitas lebih
lanjut ( susan mastin tucker,1998).
B.
SARAN
Perlu penyuluhan yang intensif
tentang penyakit, proses penyakit
dan pengobatannya pada penderita Artritis Remathoid. Menginformasikan tentang
penatalaksanaan terjadinya Artritis Remathoid dengan cara :
1.
Medika mentosa
2.
Istirahatkan sendi
yang sakit,hindari aktivitas yang berlebihan
3.
Mandi dengan air
hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.
Lingkungan yang
aman untuk melindungi dari cedera
5.
Dukungan dan
psikososial
6.
Fisioterapi dengan
pemakaina panas dan dingin serta progam latihan yang tepat
7.
Diet untuk
menurunkan BB dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.
Kompres dengan es
saat kaki bengkak
9.
Konsumsi makanan
yang mengandung protein dan vitamin
10.
Diet rendah purin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar